News

Bondowoso Perkuat Surveilans dan Sosialisasi Tekan Kasus Tuberkulosis (TBC)

298
×

Bondowoso Perkuat Surveilans dan Sosialisasi Tekan Kasus Tuberkulosis (TBC)

Sebarkan artikel ini

THEINDONEWS.COM – Upaya menekan angka kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Bondowoso terus diperkuat. Direktur RSUD dr. H. Koesnadi, dr. Yus Priyatna, menyatakan komitmennya bersama Dinas Kesehatan dan seluruh Puskesmas untuk meningkatkan sistem surveilans, pengawasan pengobatan, hingga sosialisasi pencegahan TBC kepada masyarakat.

Pernyataan ini disampaikan dr. Yus usai mengikuti entry meeting bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait pemeriksaan kinerja pendahuluan penuntasan TBC, yang digelar di Wisma Wakil Bupati Bondowoso pada Rabu (3/9/2025).

Scroll down to see content
Advertisement

Menurut dokter spesialis paru tersebut, pencatatan dan pelaporan kasus TBC di Bondowoso telah berjalan cukup baik. Seluruh data dari 4 rumah sakit swasta dan 25 puskesmas kini telah terintegrasi dalam satu sistem.

“Kita melakukan surveilan ke semua puskesmas dan masyarakat. Sistem pencatatan kita sudah cukup baik,” jelasnya.

Dari sisi fasilitas, Bondowoso dinilai cukup siap mendukung percepatan penanganan TBC. Saat ini telah tersedia 7 unit mesin TCM (Tes Cepat Molekuler) serta 25 tenaga analis mikroskop yang tersebar di berbagai Puskesmas.

Lebih lanjut, dr. Yus menyoroti hubungan erat antara TBC dan HIV, terutama di daerah dengan angka kasus HIV yang tinggi. Ia menekankan pentingnya sosialisasi pencegahan HIV sebagai bagian dari upaya menekan kasus TBC.

“Salah satu strategi kami adalah sosialisasi pencegahan HIV, karena banyak kasus HIV yang dibawa dari luar daerah seperti Bali, dan menjadi faktor risiko penularan TBC di Bondowoso,” ungkapnya.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa TBC merupakan penyakit yang dapat disembuhkan sepenuhnya jika pasien mematuhi pengobatan.

“Jika pasiennya patuh minum obat, insyaallah sembuh. Yang paling penting adalah pengawasan terhadap kepatuhan minum obat,” tegasnya.

Namun, ia juga mengakui bahwa sepanjang tahun 2025 masih ditemukan kasus kematian akibat TBC, umumnya karena pasien datang terlambat untuk berobat.

READ  Heritage Fun Run Surabaya 2025: Ribuan Pelari Semarakkan Kota Lama.

“Cukup banyak korban jiwa karena datanya datang terlambat. Kalau tertangani sejak awal, kemungkinan besar bisa sembuh,” ujarnya.

Ke depan, RSUD dr. H. Koesnadi bersama Dinas Kesehatan dan instansi terkait akan terus mencari solusi konkret untuk memaksimalkan penanganan TBC di Bondowoso.

“Intinya, sesuai arahan BPK, kita akan fokus mencari solusi atas berbagai tantangan dalam penanggulangan TBC di Bondowoso,” pungkas dr. Yus. (VEZ)