News

Menko sebut data belanja online tunjukkan tak ada pelemahan daya beli

246
×

Menko sebut data belanja online tunjukkan tak ada pelemahan daya beli

Sebarkan artikel ini

THEINDONEWS.COM – Jakarta – Dalam kala ekonomi serba sulit, belanja daring di Indonesia justru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa peningkatan transaksi online menunjukkan daya beli masyarakat tidak mengalami pelemahan.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, transaksi retail dan marketplace online meningkat 7,55% secara quarter-to-quarter (qtq) pada triwulan kedua 2025. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada periode yang sama. Namun, Hartarto tidak merinci jumlah transaksi pada triwulan I dan II tahun ini.

Scroll down to see content
Advertisement

Tren belanja daring terus menunjukkan peningkatan sejak tahun lalu. Pada 2024, jumlah transaksi belanja daring mencapai 3,24 miliar kali, meningkat lebih dari 11 kali lipat dibandingkan 2018 yang tercatat 80 juta transaksi. Produk yang paling banyak dibeli adalah perawatan pribadi dan kosmetik, serta produk rumah tangga dan kantor.

“Jumlah transaksi ini menunjukkan adanya pergeseran perilaku belanja masyarakat ke platform online,” ujar Hartarto.

Nilai transaksi pembelian produk perawatan pribadi dan kosmetik pada 2024 mencapai Rp67,6 triliun, naik 16,95% yoy. Sementara produk rumah tangga dan kantor mengalami peningkatan sebesar 29,38% yoy menjadi Rp72,8 triliun.

Tidak hanya belanja daring, tiga perusahaan ritel besar di Indonesia juga mengalami pertumbuhan laba dan pendapatan lebih dari 5% selama semester I 2025. Ketiga perusahaan tersebut adalah Alfamart (PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk/AMRT), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang mengelola brand internasional seperti SOGO dan ZARA, serta PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) yang mengelola toko ritel seperti Sports Station dan Kidz Station.

Data ini menunjukkan bahwa isu ‘Rohana’ dan ‘Rojali’, yang sering dikaitkan dengan pelemahan daya beli masyarakat, dinilai Hartarto sebagai isu yang dibesar-besarkan.

READ  KPK Tetapkan Dua Legislator DPR Tersangka Dugaan Korupsi Dana CSR BI

“Fakta menunjukkan sebaliknya. Daya beli masyarakat tetap kuat, baik untuk belanja daring maupun ritel,” tegas Hartarto.

Belanja daring dan ritel besar di Indonesia tampaknya masih menjadi pilihan utama masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka. Tren belanja ini diharapkan dapat terus meningkat dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. (VCS)